![]() |
| Kepala SDN 11 Angata, Hamoria, S.Pd |
Meski bagian depan telah
terbuat dari beton. Namun Pagar
tersebut belum seutuhnya ditunjang dengan
dukungan Pagar keliling yang memadai sehingga
sekalipun bagian depan sudah ada, namun fungsinya sebagai pengaman
belum maksimal.
Pasalnya, sekolah
tersebut sering dimasuki hewan piaran liar, seperti, Sapi, dan Anjing karena pagar yang
digunakan dibagian samping dan belakang gedung, hanya terbuat dari batang pohon
kayu yang dijejer dan tak menggunakan pilar penghalang itupun sudah lapuk
sehingga hewan piaraan liar terkadang bebas keluar masuk menebarkan urin dan
kotoran.
Kepala SDN 11 Angata,
Hamoria mengatakan, karena
Hewan piaraan liar sering keluar masuk menebarkan kotoran, akibatnya pihak
sekolah merasa tergangggu saat
melaksanakan KBM.
“Akhirnya kita
mengajar disini terganggu karena bau urin dan kotoran hewan,”kesalnya saat ditemui beberapa waktu
lalu.
Kendatipun sekolah tersebut
sudah pernah dipagar, menurut dia, namun pagar tersebut tidak dapat bertahan lama,
karena bahannya hanya terbuat dari kayu dan kini sudah lapuk dan rusak.
“Sebenarnya ini semua
disamping sudah pernah dipagar ,tapi tiang-tiang ada berapami saya periksa
sudah lapuk dan roboh,”jelasnya.
Selain terkendala dengan
kondisi Pagar kata dia, sekolah
tersebut masih kekurangan mobiler, khususnya lemari, karena lemari yang ada di
ruang kelas sudah tidak dapat menampung dokumen sekolah dan sejumlah buku
paket, selain karena masih kurang, lemari yang ada ternyata sudah tidak layak
digunakan karena sudah rusak akibat termakan usia.
“Mobiler saya lihat ini
umumnya dikelas sudah hancur semua dan lapuk dan biarbagaimanapun ini buku
paket juga selain di perpustakaaan perlu juga ada dikelas supaya buku-buku administrasi
di kelas bisa tertata rapi,”paparnya.
Pantauan di lokasi, bukan hanya pagar
dan Mobilernya, Gedung Ruang Kelas Belajar (RKB) untuk 1 unit sebanyak tiga ruang, perlu
mendapatkan bantuan rehabilitasi karena kondisi gedung sudah termakan usia
selain lantainya hanya terbuat
dari semen yang sudah tidak sesuai dengan saman untuk di gunakan sebagai tempat
kegiatan belajar, sejumlah plaponnya sudah rusak dan jatuh sehingga bisa
mengakibatkan KBM tidak nyaman dilakukan.
“Itu untuk satu unit tiga
ruang hancurmi lantainya dan plaponnya di dalam sudah rusak,”ujar kepsek sambil
menunjuk kearah (gedung red).
Dengan kondisi tersebut maka
pihak sekolah sangat butuh bantuan pihak pemerintah terkait agar proses
kegiatan belajar mengajar lancar dan dapat terpenuhi.
“Iya semoga sekolah ini
mendapatkan perhatian dengan beberapa kekurangan agar kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan lancar,”harapnya.
Lebih lanjut Ia mengharapkan agar sekolah yang
dinahkodainya mendapat kebijakan pemerintah untuk menambah guru yang statusnya
ASN, karena jumlah guru ASN yang ada hanya 4 termasuk dirinya sebagai Kepala
Sekolah (Kepsek) sementara guru yang berstatus honorer alias Guru Tidak Tetap (GTT)
berjumlah 6 orang.
“Semoga ada tambahan karena
guru PNS disini hanya tiga orang ditambah saya sebagai kepala sekolah jadi
hanya empat orang,”tuturnya dengan nada
berharap.
Info
: K.O
Penulis
: Darson
loading...

Komentar