Mempererat Keharmonisan Suku Melalui Keberagaman Budaya di Kolaka Timur -->

Kategori Berita

Senin, 14 April 2025

Mempererat Keharmonisan Suku Melalui Keberagaman Budaya di Kolaka Timur

Media Koltim @ Karyanya Anak Lokalan
Sunday, 1 March 2020
Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) termasuk salah satu daerah otonomi baru (DOB) di jazirah Sulawesi Tenggara  yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kolaka pada tahun 2013  terdiri dari 118 desa dan 14 kelurahan yang tersebar di 12 kecamatan dan  memiliki beragam budaya. Keragaman tersebut dapat dilihat dari lima kelompok  adat masyarakat yang ada di daerah tersebut. Lima  kelompok masyarakat yang dimaksud adalah  adat masyarakat  suku Tolaki sebagai pribumi, adat Bugis, adat Bali, adat Jawa dan suku lainnya, yang sudah hidup berdampingan  sejak puluhan tahun silam.

Mereka hidup rukun saling bergandengan dan berbaur budaya, sebab tradisi dan budaya tersebut telah diwariskan secara turun temurun  sebagai peninggalan yang harus dilestarikan.  Beberapa tradisi dan budaya yang dimaksud yakni,  meliputi seni musik, tarian, permainan, busana, kerajinan tangan dan kuliner.

Kepala bidang pariwisata dan kebudayaan kabupaten Kolaka Timur (Koltim), AM. Syamsudin mengatakan, keberagaman budaya di Kolaka Timur ini karena dihuni beberapa etnis yang telah hidup rukun sejak beberapa puluh tahun silam, yakni, Tolaki sebagai pribumi , Bugis, Bali, Jawa dan beberapa suku lainnya.

“Dan untuk menyatukannya  dari seni budaya  kita sudah mulai mendata melalui  beberapa sanggar seni yang ada , seperti  sanggar seni  etnis       Bugis, Bali, Jawa  dan  Tolaki ,”terang kabid saat ditemui belum lama ini.

Oleh karena itu kata dia, untuk membaurkan  beberapa jenis budaya yang ada di Koltim maka  jika ada pertunjukan budaya maka pihak dinas pariwisata dan kebudayaan Kolaka Timur  melakukan kolaborasi budaya-budaya yang ada di Koltim.  

“Kalau ada ivent-ivent atau  kegiatan-kegiatan, kita sering  mengambil tema  kolaborasi budaya dari beberapa etnis yang ada di daerah Koltim,”sebutnya.

Dikatakan, pelestarian  beberapa budaya di Koltim merupakan salah satu misi pemerintah Kolaka Timur  yakni mewujudkan  Kualitas persatuan dan kesatuan komunitas masyarakat melalui revolusi mental, pelestarian seni dan budaya berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal daerah serta nilai-nilai keagamaan.

“Ini khan sesuai dengan visi-misi  beliau pak bupati  untuk mewujudkan Koltim sebagai daerah agrobisnis dan salah satunya  adalah pelestarian seni dan budaya,”terangnya.

Untuk itu agar beberapa budaya yang ada di Koltim saling berbaur kata dia, maka ada cara yang dilakukan agar mereka bisa lebih harmonis dalam berbudaya misalkan,  kerajianan  dari bugis adalah  tenun, saat proses pembuatannya di berikan beberapa motif yang menggambarkan keberagaman budaya yang ada di Koltim.

 “Misalnya walaupun kerajinan tenun tradisi  orang Bugis tapi khan bisa dipasangkan motif-motif dari suku-suku yang ada di Koltim , sehingga hal ini bisa menggambarkan kerukunan berbudaya di Koltim lebih harmonis,   jadi bisa saja sistim pembuatan  Sarung-sarung adat di Koltim  walaupun tenun adalah tradisi   Bugis tapi motifnya Tolaki,”jelasnya.

Lebih lanjut Ia mengungkapkan, bahwa tradisi yang biasa dilakukan suku Tolaki di Koltim adalah mosehe atau tolak bala dan upacara syukuran pasca panen  sehingga  Dinas pariwisata dan kebudayaan Koltim sangat mendukung  keberlangsungan tradisi  tersebut.

“Di koltim sendiri  kita punya budaya  misalnya mosehe atau  tolak bala itu juga sudah pernah dilaksanakan di desa Lara dan beberapa tradisi lainnya,”ungkapnya.

Dijelaskan, tentang cara agar  beberapa jenis budaya yang ada di Koltim menjadi bagian tradisi yang dapat mempererat keharmonisan yakni, dengan  melakukan  pembinaan dari pihak dinas pariwisata dan  kebudayaanya dengan cara mengkolaborasi beberapa budaya.

“Misalnya  kalau ada kegiatan acara pertunjukan budaya maka  tarian mondotambe  dari suku  tolaki di kolaborasikan dengan  tarian padupa dari Bugis begitupun tarian lainnya,”jelasnya.
  
“Sebenarnya masih banyak budaya-budaya di Koltim yang perlu kita gali kita angkat kepermukaan contohnya juga masuknya jubileum di sultra khan dikecamatan mowewe karena ternyata pertamanya masuk nasrani di Sultra di kecamatan Mowewe,”ungkapnya.

Ia menambahkan, bahwa  pemerintah daerah (Pemda) Kolaka Timur  melalui  dinas pariwisata dan kebudayaan Kolaka Timur sangat mendukung, pelestarian sejumlah budaya-budaya yang ada di Koltim.

“Dengan kerja sama yang baik, cita-cita yang  luhur maka kita bisa lestarikan semua budaya-budaya yang ada di Koltim asalkan  masyarakat mau mendukung dan  mau dibina artinya kita selaku pemerintah  cuman bisa menfasilitasi dan menggali terus beberapa budaya yang belum dikenal,”imbaunya.

Untuk itu pihaknya berharap agar masyarakat dapat berpartisipasi untuk ikut serta melestarikan budaya-budaya yang ada di Kolaka Timur karena peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengembangkan beberapa jenis budaya di Koltim dengan cara menjunjung persatuan dan menjaga toleransi antar umat beragama.

“Harapannya agar masyarakat harus mencintai nilai budayanya masing-masing  karna  itu dari turun temurun leluhur kita sudah punya adat istiadat,”pungkasnya.  
Sekedar untuk diketahui kerukunan dan keharmonisan suku di Kolaka Timur dapat dilihat jika pada saat penyelenggaraan pernikahan yang diadakan etnis Tolaki, maka beberapa suku lainnya yang ada di Kolaka Timur biasanya  ikut menikmati tarian Lulo secara bergandengan tangan, begitupun jika ada acara pertunjukan yang diselenggarakan etnis Bali seperti,Tari-tarian Bali dan tradisi lainnya maka sebahagian etnis Tolaki maupun etnis lainnya menjadikan sebuah tontonan yang menarik dan dapat menghibur mereka secara bersama-sama.(*)
1711 Viewers
loading...