Kisah Orgil Terlantar Tinggal ditepi Jalan -->

Kategori Berita

Jum'at, 18 April 2025

Kisah Orgil Terlantar Tinggal ditepi Jalan

Media Koltim @ Karyanya Anak Lokalan
Saturday, 20 April 2019

LAEYA,KONSEL.ONLINE-Salah satu temuan  memprihatinka , tepatnya di tepi jalan poros desa Labokeo kecamatan Laeya kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra). Jalan tersebut merupakan jalan penghubung pelabuhan Ferry di Torobulu. 

Dimana pada area ini seseorang yang tidak bisa diajak berdiskusi  dengan normal  karena mengalami kalainan jiwa klik disini (Cacat mental)  atau yang lasimnya dikatakan orang gila (Orgil) sedang mencicipi makanan yang di sedorkan dari orang-orang yang prihatin terhadap keberadaanya  yang sudah beberapa bulan tinggal sebatang kara ditepi jalan dengan hanya beratapkan Langit dan berlantaikan dengan tanah  dan bebatuan.   

Sementara nama dan asal usulnya tidak diketahui, karena sulitnya untuk dikomfirmasi.

Salah seorang warga desa Torobulu, Isan Nurjana  menuturkan pihaknya  juga sangat prihatin karena orang yang mengalami kelainan jiwa tersebut sudah beberapa bulan tinggal dan hidup sebatang kara ditepi Jalan poros  yang menghubungkan desa  tempat tinggalnya Torobulu dan desa Labokeo kecamatan Laeya Konsel.
 “Lamami itu kasihan dia tinggal disitu, kira-kira adami sekitar lima bulan seandainya panti sosial ada disini dia muatmi saja ke rumah sakit jiwa karena  tenangji kasian,” tutur ibu rumah tangga dengan nada prihatin saat dikomfirmasi terkait dengan keberadaan orang yang dimaksud beberapa waktu lalu.

Nurjana mengatakan dirinyapun heran karena tidak ada yang mengetahui suku dari mana asal orang  gila tersebut, bahkan nama dan keluarganya pun tidak diketahui karena sulitnya untuk diajak berdiskusi. 

Namun karena rasa kemanusiaan Lanjut Nurjana,  pihaknya pun sering menitip Roti jikan ada pengemudi maupun pengendara atau warga yang sering singga di warunggnya membeli makanan-makanan ringan seperti Roti maupun minuman Teh gelas  untuk diberikan pada orang gila tersebut agar bisa bertahan hidup.

“Oranga-orang yang  singgga sedorkan  Roti jika habis singga beli di warung saya, dan saya pun juga nitip karena rasa kemanusiaan, tapi katanya mereka yang sering singgah  tidak bisa bertanya sama  itu orang, sehingga tidak diketahui nama dan sukunya,”jelas Nurjana.

Oleh karena itu sambung Nurjana, pihaknya sangat mengharapkan agar pihak pemerintah melalui dinas terkait, bisa memberikan batuan dengan cara mengantarkan orang tersebut ke RSJ.

“Kita berharap semoga pemerintah terkait bisa mengatarkannya di rumah sakit jiwa,”harapnya.

Kepala desa  Labokeo,yang dikomfirmasi terkait keberadaan orang gila tersebut,  mengatakan pihaknya juga tidak mengetahui keluarga dan dari daerah mana orang gila tersebut tinggal karena bukan warganya.

Menurut, Kades orang  yang  mengalami kelainan jiwa tersebut sudah lama tinggal di tepi jalan poros desa yang dipimpinnya .  Ia mengungkapkan bahwa orang gila itu sengaja diturunkan di tepi jalan yang letaknya agak jauh dari pemukiman warganya karena area tersebut merupakan kawasan jalan yang masih berhutan  sehingga pihaknya mengkhawatirkan  keberadaan orang (gila red) karena sangat membahayakan bagi pengemudi dan pengendara sebab posisi tempatnya bertepatan pada jalur tikungan.

“Itu bukan warga saya, dan keluarganya tidak ada disini, ada mobil yang sengaja kasih turun disana karena tempat itu masih hutan, kita khawatirkan tempatnya  berbahaya bagi dirinya dan orang lain yang mengendara karena jalannya berbelok-belok,”jelasnya.

Untuk meminta tanggapan, Kepala Dinas (Kadis)  Sosial, Drs. Jeni, yang ditemui diruang kerjannya beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya belum bisa menanggapi hal tersebut, karena ada mekanisme yang mengatur jangan sampai pihaknya  salah menanggapi atau salah memberikan informasi. Selain karena orang gila tidak masuk dalam kategori orang terlantar  Ia juga menjelaskan perbedaan antara gila dan terlantar serta fakir miskin,  sebab fakir miskin bisa  mendapat bantuan karena  tinggal dirumah  yang tempatnya  jelas.

Namun secara kemanusiaan menurut, Kadis pihaknya juga tetap akan membahas pada rapat internal  yang akan diselenggarakannya usai menerima tamu.

 “Sebentar ini kita akan rapat nanti tetap kita akan bahas yang penting ada orang kita yang  turun dilapangan baru bisa kita laporkan bahwa kita dapatkan orang  yang tidak normal ,”tuturnya.

TERKAIT HAK ASASI ORANG GILA KLIK DISINI
Info : K.O
Penulis : Darson
1711 Viewers
loading...